80 Menit Inspirasi di Langit UINSA
Pembaca yang budiman. Ketika sesorang
benar benar mempunyai harapan, niat dan tekad yang kuat dan bersungguh-sungguh
meminta kepada Allah, serta tidak meninggalkan berusaha dan kerja keras,
yakinlah!!!!. Tidak ada yang tidak mungkin selagi kita benar-benar niat untuk
merubah nasib kita, (baca tafsir QS. ar.Ra’d:11).
Berikan waktu kepada diri kita untuk tawakkal alaallah, pasrahkan sepenuhnya kepada Allah,
jangan tanggung-tanggung, pokoknya curhatkan semua hal, masalah apapun kepada
Allah. Yakinlah!!.. Apapun keputusan dan hasilnnya kita harus terima terima
terima dan terima dengan lapang dada. Rencana Allah kita tidak tahu. Kita
mungkin terkadang menganggap rencana-Nya bertolak belakang dengan maksud impian
kita. Kuncinya kita harus yakin yakin yakin, dan pasti pasti pasti Allah
mengabulkan dan memberikan yang terbaik kepada kita. Buang jauh jauh model
prasangka buruk kepada Allah!!!
Kita ketahui setiap orang pasti
menginginkan nasib yang baik, untuk meraih nasib yang baik pasti diperlukan
cara dan proses. Di tulisan ini saya akan sedikit mengangkat sebuah cerita
mengenai pengalaman pribadi saya, “80 Menit Inspirasi di Langit UINSA”. Siapa
tahu dapat memberikan sedikit inspirasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik
lagi.
Bismillahirrahmanirrahiim....
Siang itu kota pahlawan tidak seperti
biasanya, mentari yang biasanya tersenyum memancarkan cahaya rahmat, kali ini
ia telah bersembunyi di balik gerombolan mendung. Saat itu juga saya sedang di
warkop yang tempatnya tidak jauh dari kampus UINSA kira-kira 10 menit jika berjalan kaki. Warkop
sederhana ini menjadi tempat favoritku untuk bersantai sebelum mengikuti
perkuliahan. Saya sedang duduk terdiam dengan mata ngantuk, payah, badan terasa
seperti memikul semen dengan beban melebihi kewajaran. Saya kok malah jadi
teringat masa lalu liburan semester 4, ikut kerja bangunan di daerah Mojokerto.
Begitulah, punggung terasa minta disandarkan terus-terusan. Bagaimana tidak
ngantuk tidak capek coba??!!. Seharusnya malam sebelumnya saya harus belajar
kuliah dan tidur nyenyak di rumah atau di kos-kosan, tapi justru seballiknya.
Saya harus kerja keras banting tulang dan menghabiskan waktuk saya 8 jam di
pabrik, bayangkan mulai jam 23:00 s/d 07:00. Lalu jam 07:45 harus saya paksakan
diri ini untuk kuliah. Memang harus dipaksakan untuk tetap tegar. Ittsss...
jangan tiru adegan ini ya saudaraku yang budiman. Ditiru juga tidak masalah,
tapi ingat semua memang butuh kesabaran, kebiasaan atau bahasa yang lebih
ngetrennya adalah harus
tetap istiqomah. Pabrik yang letaknya kira-kira satu kilo meter dari bandara
juanda Surabaya itu, menjadi penopang hidupku di kota pahlawan ini.
“Maaaaaaak...maaaaaaak..,kopiiii
maaak”, saya berteriak tapi
tidak kencang-kencang amat kepada emak penjaga warung dengan suara seperti aku
saat mengumandangkan adzan. Emak yang kelihatannya sedang sibuk di dapur rumah,
membuatku harus memanggil berulang kali. Termenung sambil menunggu emak penjaga warung
datang saya mengambil buku etika
dakwah dalam tas. Saya baca-baca
krang lebih 15 menit , emak muncul dari gang samping rumah dengan membawa
seember air,“mak tulung kulo damelaken kopi ireng”, (mak tolong saya buatkan
kopi hitam). Pesenku ke emak yang berambut hitam bergelombang dengan hiasan
warna putih. “Iyo enteni” (iya tunggu), jawab emak dengan suara ramah.
Mentari yang saya harapkan supaya terik, dan
bersinar cerah, saat itu masih bermain peta kumpet di atas mendung. Eeee...tak
lama air yang membawa jutaan rahmat datang. Hujan rintik-rintik dan tiupan angin yang lemah lembut
memanjakan saya untuk bersantai-santai dan menyeruput (minum dengan agak disedot) kopi yang
sudah disajikan mak. Selintas saya punya ide/pikiran dan penasaran ingin saya
dialogkan. kebetulan waktu itu di samping saya ada dua ekor manusia, Hisyam dan
Hakim yang sedang asyik berbincang-bincang tapi bukan menggunjing. “Kim apa
yang kamu ketahui tentang firasat dan kebetulan”, tanya saya ke teman dekat yang hafiz qur’an itu. Panjang lebar
kami berdiskusi dengan Hakim. “Intinya
kita harus percaya, kalau semua itu sudah kehendak dan rencana Allah, tidak ada
yang namanya kebetulan”, sahut
Hisyam, mahasiswa yang berambut gondrong asal Lampung (Lamongan Kampung).
“Deeeeet dreeeeet....” HP saya
bergetar “Gus silahkan masuk
kelas, kita jamaaah sholat dzuhur bersama prof Ali, tolong yang lain kabarin
juga.” Sms dari Syamsuri
kosma atau ketua kelas saat itu. Dengan tidak lama-lama lagi di warkop, saya
langsung bayar uang kopi dan jajan gorengan kepada emak begitupun Hisyam bergegas
menyalakan mesin motor. “Suwon
maaaak, Assalamualaikum”, salam
serentak kami bertiga diatas motor hitam kepada emak. Berangkat bertiga dengan
satu motor membuatku semangat sekalipun butiran hujan semakin menyerang.
Di sepanjang perjalanan, kami bertiga
bercanda tawa samapi-sampai si penunggang motor lalai. Crooooos crooooos, suara
cipratan comberan air di depan masjid kampus yang diterjang Hisyam membuat
sepatu kami basah memal. Sampai di parkiran Fakultas Dakwah dan Komunikasi
(FDK) kami turun dari motor. Terdengar merdunya adzan yang berkumandang dari
masjid UINSA. Detik itu saya baru merasakan kalau bajuku ternyata setengah
basah dengan celana sedikit memal. Masih bertiga, kami melangkahkan kaki menuju
kelas tepatnya di ruang D1 211 yang jaraknya kira-kira 70 meter dari parkiran.
Di perjalanan aku bertemu teman seperjuangan, sebut saja Mas Ilham, mahasiswa
semester 8, seraya bertanya dengan suara pelan nyaris tak terdengar. “Gus sudah wudhu sampeyan”,“belum
mas, saya masuk ruang dulu ya”, sahut
saya sambil menata rambut yang masih basah tak tertata.
“Brug brug brug”, suara hendakan sepatu yang sedang
semangat-semangatnya berjalan. Sampai di depan rauangan, saya dorong pintu
secara perlahan, terlihat sudah ada sosok dosen yang kharismatik sekaligus
profesor yang pernah menjadi imam terawih di Eropa, Afrika, dan Asia. Seketika
saya ucapkan salam, “Assalamualaikum”,
waalaikumsalam” jawab prof
Ali dengan suara lemah lembut. Tangan beliau saya cium yang saat itu sedang
asyik memandang hp. “sudah
mengambil air wudhu?”, tanya
pak dosen berkacamata. “Belum prof”, jawab saya dengan suara agak lantang
sambil tas warna hitam saya taruh di kursi barisan ke dua di antara empat baris
kursi yang ada. Lagi-lagi kami masih bertiga serentak mengambil air wudhu. Di
tengah perjalan setelah berwudhu, saya bertemu Diana dan Samroh, teman sekelas
yang sedang sibuk membawa peralatan shalat dan beberapa lembar koran.
Kurang lebih jam 12:05 Hakim
mengumandangkan iqomat dengan suara empuknya. Setelah keadaan kelas kondusif.
Sholat di atas lembaran koran, tatanan jaket dan bungkus mukena pun dimulai
tanpa suara gaduh sedikitpun. Sholat dzuhur yang dikomando oleh Profesor yang
dianugerahi 7 anak itu terlaksana dengan khitmat. Subhanallah, sholat dengan
kapasitas waktu lebih lama saat sujud dan rukuk memberikan sentuhan rohani
tersendiri bagi saya. Percaya gak percaya, keluh kesah dan masalah-maslah yang
sebelumnya terkumpul dikepala, sekejap seperti diterpa angin dengan sapuan
lemah lembut malaikat.
“Kita belajar sama pak Fakih, beliau
yang akan memberikan tutorial tentang blog, beliau juga akan memberikan materi
motivasi kepada kamu”, janji Prof Ali kepada mahasiswa seminggu sebelumnya.
Tak lama kemudian kelas yang tenang seketika menjadi gaduh setelah Pak fakih
spiritual motivator itu memasuki ruangan. Ada yang menyeret bangku, kesana
kemari memasang proyektor, dan memancatkan kaki ke kursi besi yang tak
beraturan.
Selanjutnya pandangan saya fokuskan
kepada sosok motivator asal kota Lamongan itu. Terlihat wajah penuh keseriusan,
berbadan tegap dan gerak geriknya yang penuh ketenangan. “Benarkah sosok seperti adalah
motivator handal, kok kurang meyakinkan?.” Umapatku dalam hati. Pelajaran pun
dimulai setelah Pak Fakih melontarkan salam, kelas kondusif, terlihat
teman-teman konsentrasi menatap layar LCD.
Pertama beliau menyampaikan di
powerpointnya tentang HIT, penasaran apa istilah HIT yang dimaksud, “bukankan
HIT itu adalah produk obat nyamuk?” tambahnya
dengan sedikit senyum.
H: Hancurkan Penghalang
I: Impianmu Tulislah
T:
Timbulkan Valensi
Pada
pertemuan pertama, sengaja beliau menyampaikan tentang H, Hancurkan penghalang,
“Penghalang apakah yang lebih mematiakan, apakah yang tampak atau tidak
tampak?”,Jawab mahasiswa dengan serentak, “tidak
tampak”. Penghalang yang
paling jahat adalah penghalang yang tidak tampak, salah satunya adalah pikiran
negatif. “Halooooo,,,,Hayyy....”jargon pak Fakih kepada mahasiswa.
1. Pikiran Negatif
Pak motivator itu
mengangkat sebuah kisah singkat, “Suatu ketika ada sekian mahasiswa belajar
dalam satu kelas, ketika dosen datang, mahasiswa disodori kertas ulangan
satu-persatu oleh sang Dosen. “kalian
semua harus nulis”. Kalimat
itu diulang-ulang terus oleh Dosen. Kalimat pertamanya sih positif, tapi kita
cermati kalimat setelahnya ini “selama
lima tahun terakhir ini, tidak ada mahasiswa satupun yang lulus saat mengikuti
ujian saya”.
Apa yang terjadi???, mahasiswa yang
sebelumnya positif thinking, siap mengerjakan dengan tenang, justru berbalik
fikir, “lima tahun tidak ada
yang lulus, apalagi saya?”umpat mahasiswa dalam hati sambil mengerjakan
ujian. 10 menit kemudian ada
mahasiswa datang terlambat sambil bernyanyi “lalalala lalala”, masuk mahasiswa telat itu kedalam
kelas dengan pikiran positif. Walhasil “Pada saat pengumuman dibacakan,
hampir semuanya tidak lulus, justru yang lulus siapa?”, tanya pak Fakih kepada mahasiswa, “yang terlambat!” sahut beberapa mahasiswa yang duduk di
belakang. “ya…yang terlambat, bukan berarti karena dia datang terlambat,
tapi karena dia tidak terkena pikiran negatif”.
Pak fakih selalu mengulang-ulang kata
“hati-hati dengan pikiran negative”. “selama
empat tahun terakhir ini saya diminta teman saya untuk motivasi ujian nasional
pada sekolah Negeri dan Swasta di berbagai kota”. Mereka yang tidak lulus ujian
nasional bukan karena mereka bodoh, tapi karena nerves ketika mengerjakan. Maka
saran saya kepada mereka “kerjakan yang mudah dulu, anda baca, kalau sulit
ditinggal dulu, kerjakan yang mudah, setelah itu ganti”. Tambah pak fakih dengan panjang
lebar.
Anda bisa bayangkan, mengerjakan
soal matematika, menjawab soal yang sulit lebih dulu. Setelah itu waktu tinggal
20 menit, “mati aku, mati aku”. Waktu anda akan habis dengan mati aku mati aku
saja”. Ujar pak Faqih sambil menggelengkan kepala. Mahasiswa tertawa
terpingkal-pingkal tak terkecualikan Hakim yang dari awal tadi sedang asyik
ngantuk.
“Halooo,,,”, “Hai”
Tahu gak, setan tidak pernah senang
jika melihat manusia mulia. Manusia adalah manusia pilihan, ia tidak hanya
mulia tapi juga dimanja. Allah menciptakan nabi Adam dan meletakkanya di surga,
tidak hanya itu ia juga diberi kemuliaan dengan Memerintahkan jin dan malaikat
bersujud kepadanya, Karena apa, ada yang tahu?, “karena sombong”, sahut Baity
Rahma yang duduk di kursi paling depan. mereka dikeluarkan dari surga, sejak
saat itulah setan Dendam, Dengki, Dongkol pada manusia. Ketiga sifat inilah
yang menjadi pegangan para setan untuk menggoda manusia dan mereka berdoa
kapada Allah “ya Allah berilah kami umur yang panjang, dan kami akan mengggoda
manusia”.
Setan saja mau berdoa dan
dikabulkan, kenapa kita tidak? maka kalau ada manusia tidak mau berdoa berarti
ia melebihi seeeet??”........tutur pak sambil mendekat ke arah mahasiwa
(mahasiswa tertawa)...... Kelas menjadi hidup luar biasa. Ditengah ramainya
kelas, pak Fakih dengan semangat melanjutkan butir-butir materinya. “Jika
terngiang-ngiang di dalam pikiran kalian, sesuatu yang mendorong-dorong
keburukan dan menunda kebaikan, maka itu adalah bisikan setan”, Selain
membisikkan pikiran negatif, setan sering pula menumpangi kata-kata tapi,
setelah kata tapi pasti ada alasan, “saya sih pengen berubah, tapi gimana
yaaaaa? Kata orang sih aku belum dapat hidayah!!! Bener gak?.
2. Usia
Selain
pikiran negative dalil yang digunakan setan adalah dalil usia “saya kan masih muda pak, ngapain
saya berfikir masa depan. Saya sudah tua nak, sudah tidak bisa belajar
apa-apa”. Jika dalil usia
dipakai, maka tidak akan ada bocah 6
tahun, berhasil mencatat rekor muri, sebagai penulis termuda di indonesia, dia
adalah putri KH. Abdullah Gymnastiar.
Jika
dalil usia lagi-lagi dipakai, tidak akan ada colonel Sanders yang terkenal
melalui karyanya, pelopor Kentucky Fried Chicken (KFC), perintis industri waralaba makanan siap saji dunia.
Sosok colonel Sanders menjadi simbol
dari semangat kewirausahaan. Ia lahir pada 9 september 1890 di Henryville,
Indiana. Ketika ia berumur enam tahun ayahnya meninggal dan ibunya sudah tidak
mampu bekerja lagi. Mau tidak mau Sanders muda harus membantu ibu tercinta
merawat adik laki-lakinya yang baru berusia tiga tahun. Dengan kondisi ini ia
harus memasak untuk keluarganya.
Sanders kecil semakin dewasa, pada
usia tujuh tahun, ia sudah pandai memasak di beberapa tempat memasak sehingga
pada usia sepuluh tahun ia mendapatkan pekerjaan pertamanya dengan gaji dua
dollar satu bulan. Pada usia 12 tahun, ibunya kembali menikah. Sejak saat itu
ia mulai keluar rumah untuk berganti-ganti pekerjaan selama beberapa tahun.
Pertama, sebagai tukang parkir di New
Albany, tentara kiriman selama 6 bulan ke Kuba, petugas pemadam kebakaran,
belajar ilmu hukum melalui korespondensi, praktik dalam pengadilan, asuransi,
operator kapal feri, penjual ban, operator bengkel dan lainnya.
Perjalanannya sangat panjang, hingga
ia memulai bisnisnya pada usia pensiun, usia 60an. Nama Sander semakin baik.
Gubernur Ruby Laffoon memberi penghargaan Kentucky colonel pada tahun 1935 atas
kontribusinya bagi Negara Cuisine. Pada tahun 1939, keberadaanya pertama kali
terdaftar di Duncan Hines “Adventures
in Good Eating”.
KFC berkembang pesat, kini lebih dari
1 miliar ayam goreng hasil resep colonel ini dinikmati setiap tahunnya. Bukan
hanya di Amerika Utara, tapi di seluruh dunia. Namun Sanders sukses tak lagi
menyaksikannya, pada tahun 1980, di usia 90 tahun ia terserang penyakit
leukemia. Iapun meninggal setelah melakukan perjalanan 250.000 mil dalam
kunjunganya ke restoran KFC seluruh dunia.
“Impian
meraih sukses tidak harus di masa kecil. Impian bisa juga di saat usia senja”. Kolonel Sanders, pendiri KFC. “Seandainya pada saat itu, alasan
sudah tua dipakai oleh pak Sanders, maka tidak akan ada KFC tapi TFC, Trisno
Fried Chicken.” Ujar dosen motivasi pada pemilik profil Trisno Kosmawijaya,
mahasiswa bertubuh imut menggemaskan itu tersedak, “hahahahahha, aku maneh”.
Katanya.
3. Kesehatan
Kelas kembali hidup, ketika pak Faqih
lanjut bercerita, kisah seorang laki-laki invalid menjadi inspirasi. Nick
Vujicic, seorang yang cacat dan banyak kerkurangan, ia lahir pada 4 Desember
1982, putra pertama dari keluarga Serbia. Ia lahir di Brisbane, Australia
dengan gangguan Tetra_Amelia langka: tanpa lengan tanpa kaki, hanya
dua jari pada pangkal paha sebagai alatnya beraksi.
Pada masa kecilnya Nick sering dihujat
teman-temannya, hingga pada usia 10 tahun ia sempat berniat bunuh diri, dengan
menenggelamkan tubuhnya di bak mandi. namun karena kecintaannya pada orang tua,
ia urung, lalu menyatakan dalam video musiknya “something more” bahwa Tuhan memiliki rencana untuk
hidupnya, ia tidak bisa memaksa dirinya tenggelam karena ini.
Nick berdoa sangat keras pada
Tuhannya. Ia menyatakan “Jika
Kau tidak menjawab doaku, maka Aku tidak akan memuji-Mu tanpa batas waktu”. Namun, titik balik penting dalam
imannya datang ketika ibunya menunjukkan sebuah artikel tentang seorang pria
dengan cacat berat. Nick mulai mendapat pencerahan dari tulisan itu. Nick
akhirnya mulai menyadari bahwa “prestasi
adalah inspirasi bagi banyak orang, dan mulai bersyukur kepada Tuhan karena
hidupnya”.
Secara bertahap, Nick Vujicic menemukan cara hidup tanpa anggota
badan. Ia menulis dengan dua jari pada kaki kiri dan pegangan khusus pada ibu
jari kakinya. Ia tahu bagaimana harus menggunakan computer dan mengetik dengan
tumit dan kaki mungilnya. Ia juga belajar melempar bola tennis, bermain pedal
drum, mendapatkan segelas air, sisir rambutnya, sikat gigi, menjawab telepon,
bercukur dan lainnya. “Luar
biasa, ia bukanlah Nick tanpa kaki dan lengan. Ia layak disebut seorang yang
sempurna”.
Pemuda giat ini tak pernah pupus
sekolah, ia cercatat sebagai sarjana pada usia 21 tahun dengan dua jurusan,
akuntansi dan keuangan perencanaan. sejak saat itu, ia memulai perjalanannya
sebagai pembicara motivasi, mengisi acara-acara internasional. Berbicara pada
jemaat-jemaat Kristen, sekolah dan rapat perusahaan. Ia mempromosikan karyanya
melalui televisi dan tulisannya, buku pertamanya: “Life Without Limbs: inspiration
for a Ridiculously good life”.(Random House, 2010)
Saat ini nick tinggal di Los Angeles,
California, AS. Pada tanggal 12 februari 2012, ia menikah dengan wanita cantik
Kanae Miyahara. Setahun kemudian pada 13 Februari 2013, anak mereka Kiyoshi
Vujicic lahir dengan selamat.
Menurut Nick, “Seandainya saya dilahirkan di
sebuah Negara dunia ketiga, maka kondisi saya akan dianggap sebagai kutukan
atau memalukan bagi orang tua saya dan saya akan dibunuh saat itu juga, pada
saat kelahiran saya, saya sangat berterima kasih pada ayah ibu. I LOVE U”.
Pak faqih berjalan sedikit menunduk
menajamkan matanya, cerita semula mengharukan siapa saja yang mendengarkan? “bagaimana
dengan kita?”, suara datar itu tiba-tiba kencang, “Sudahkah kita bersyukur dan
berfikir positif pada Tuhan?”, jika belum, marilah mulai nanti malam, kita
curahkan segala beban, segala keinginan kepada Allah, kita Curhat semua
pada_Nya”. Ia mengangkat
tangannya, sepatunya sedikit menghentak.
4.
IQ atau latar belakang pendidikan
Bapak
yang banyak menghabiskan waktu di kota pahlawan ini memberikan contoh seorang motivator indonesia
yang sukses andre wongso, siapa yang tidak kenal andre wongso? Apakah dia
lulusan sarjana, magister, doctor? Beliau kurang lebihnya tidak sampai lulus
sd. Akan tetapi beliau semangat dalam meniti karirnya dan masa depannya,
sehingga beliau menjaddi seorang motivator terbaik di Indonesia. Beliau
mempunyai title/gelar yang tercantum di belakang namanya yaitu Andre Wongso,
S.S.TT.TS (Sarjana SD Tidak Tamat Tapi Sukses). Mendengar cerita pak Fakih
dengan mimik wajah yang fenomenal itu, lagi-lagi mahasiswa tertawa
terpingkal-pingkal.
Sekarang
apakah kita tetap mempermasalahkan latar belakang pendidikan untuk meraih
kesuksesan?, renungkanlah.
5.
Nasib
Jangan
pernah menyalahkan nasib, jangan pernah menjadikan nasib sebagai alasan untuk
maju. Inilah yang terkadang menjadi kebiasaan manusia sulit untuk sukses.
Dengan mengucapkan nasiiiiiiib..nasiiiib..nasiiiib? kata motivar sambil mimik
wajah senyum sambil menunduk-nundukkan kepala,
Kurang lebih 80 menit waktu berlalu
dengan siraman inspirasi bapak dengan nama lengkap DR. .N. Fakih Syarif H, S.Sos I, M.Si. Ketika itu jam menunjukkan pukul
13:32. Pak faqih memohon undur diri untuk keluar kelas.
Semoga
bermanfaat!!!
0 Response to "80 Menit Inspirasi di Langit UINSA"
Posting Komentar