80 Menit Inspirasi di Langit UINSA


  Oleh: Muhammad Faizin
            Pembaca yang budiman. Ketika sesorang benar benar mempunyai harapan, niat dan tekad yang kuat dan bersungguh-sungguh meminta kepada Allah, serta tidak meninggalkan berusaha dan kerja keras, yakinlah!!!!. Tidak ada yang tidak mungkin selagi kita benar-benar niat untuk merubah nasib kita, (baca tafsir QS. ar.Ra’d:11).
            Berikan waktu kepada diri kita untuk tawakkal alaallah, pasrahkan sepenuhnya kepada Allah, jangan tanggung-tanggung, pokoknya curhatkan semua hal, masalah apapun kepada Allah. Yakinlah!!.. Apapun keputusan dan hasilnnya kita harus terima terima terima dan terima dengan lapang dada. Rencana Allah kita tidak tahu. Kita mungkin terkadang menganggap rencana-Nya bertolak belakang dengan maksud impian kita. Kuncinya kita harus yakin yakin yakin, dan pasti pasti pasti Allah mengabulkan dan memberikan yang terbaik kepada kita. Buang jauh jauh model prasangka buruk kepada Allah!!!
            Kita ketahui setiap orang pasti menginginkan nasib yang baik, untuk meraih nasib yang baik pasti diperlukan cara dan proses. Di tulisan ini saya akan sedikit mengangkat sebuah cerita mengenai pengalaman pribadi saya, “80 Menit Inspirasi di Langit UINSA”. Siapa tahu dapat memberikan sedikit inspirasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Bismillahirrahmanirrahiim....
            Siang itu kota pahlawan tidak seperti biasanya, mentari yang biasanya tersenyum memancarkan cahaya rahmat, kali ini ia telah bersembunyi di balik gerombolan mendung. Saat itu juga saya sedang di warkop yang tempatnya tidak jauh dari kampus UINSA kira-kira 10  menit jika berjalan kaki. Warkop sederhana ini menjadi tempat favoritku untuk bersantai sebelum mengikuti perkuliahan. Saya sedang duduk terdiam dengan mata ngantuk, payah, badan terasa seperti memikul semen dengan beban melebihi kewajaran. Saya kok malah jadi teringat masa lalu liburan semester 4, ikut kerja bangunan di daerah Mojokerto. Begitulah, punggung terasa minta disandarkan terus-terusan. Bagaimana tidak ngantuk tidak capek coba??!!. Seharusnya malam sebelumnya saya harus belajar kuliah dan tidur nyenyak di rumah atau di kos-kosan, tapi justru seballiknya. Saya harus kerja keras banting tulang dan menghabiskan waktuk saya 8 jam di pabrik, bayangkan mulai jam 23:00 s/d 07:00. Lalu jam 07:45 harus saya paksakan diri ini untuk kuliah. Memang harus dipaksakan untuk tetap tegar. Ittsss... jangan tiru adegan ini ya saudaraku yang budiman. Ditiru juga tidak masalah, tapi ingat semua memang butuh kesabaran, kebiasaan atau bahasa yang lebih ngetrennya adalah  harus tetap istiqomah. Pabrik yang letaknya kira-kira satu kilo meter dari bandara juanda Surabaya itu, menjadi penopang hidupku di kota pahlawan ini.
            “Maaaaaaak...maaaaaaak..,kopiiii maaak”, saya berteriak tapi tidak kencang-kencang amat kepada emak penjaga warung dengan suara seperti aku saat mengumandangkan adzan. Emak yang kelihatannya sedang sibuk di dapur rumah, membuatku harus memanggil berulang kali. Termenung  sambil menunggu emak penjaga warung datang saya mengambil buku etika dakwah dalam tas. Saya baca-baca krang lebih 15 menit , emak muncul dari gang samping rumah dengan membawa seember air,“mak tulung kulo damelaken kopi ireng”, (mak tolong saya buatkan kopi hitam). Pesenku ke emak yang berambut hitam bergelombang dengan hiasan warna putih. “Iyo enteni” (iya tunggu), jawab emak dengan suara ramah.    
            Mentari  yang saya harapkan supaya terik, dan bersinar cerah, saat itu masih bermain peta kumpet di atas mendung. Eeee...tak lama air yang membawa jutaan rahmat datang. Hujan rintik-rintik dan  tiupan angin yang lemah lembut memanjakan saya untuk bersantai-santai dan menyeruput (minum dengan agak disedot) kopi yang sudah disajikan mak. Selintas saya punya ide/pikiran dan penasaran ingin saya dialogkan. kebetulan waktu itu di samping saya ada dua ekor manusia, Hisyam dan Hakim yang sedang asyik berbincang-bincang tapi bukan menggunjing. “Kim apa yang kamu ketahui tentang firasat dan kebetulan”, tanya saya ke teman dekat  yang hafiz qur’an itu. Panjang lebar kami berdiskusi dengan Hakim. “Intinya kita harus percaya, kalau semua itu sudah kehendak dan rencana Allah, tidak ada yang namanya kebetulan”, sahut Hisyam, mahasiswa yang berambut gondrong asal Lampung (Lamongan Kampung).
            “Deeeeet dreeeeet....” HP saya bergetar “Gus silahkan masuk kelas, kita jamaaah sholat dzuhur bersama prof Ali, tolong yang lain kabarin juga.” Sms dari Syamsuri kosma atau ketua kelas saat itu. Dengan tidak lama-lama lagi di warkop, saya langsung bayar uang kopi dan jajan gorengan kepada emak begitupun Hisyam bergegas menyalakan mesin motor. “Suwon maaaak, Assalamualaikum”, salam serentak kami bertiga diatas motor hitam kepada emak. Berangkat bertiga dengan satu motor membuatku semangat sekalipun butiran hujan semakin menyerang.
            Di sepanjang perjalanan, kami bertiga bercanda tawa samapi-sampai si penunggang motor lalai. Crooooos crooooos, suara cipratan comberan air di depan masjid kampus yang diterjang Hisyam membuat sepatu kami basah memal. Sampai di parkiran Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) kami turun dari motor. Terdengar merdunya adzan yang berkumandang dari masjid UINSA. Detik itu saya baru merasakan kalau bajuku ternyata setengah basah dengan celana sedikit memal. Masih bertiga, kami melangkahkan kaki menuju kelas tepatnya di ruang D1 211 yang jaraknya kira-kira 70 meter dari parkiran. Di perjalanan aku bertemu teman seperjuangan, sebut saja Mas Ilham, mahasiswa semester 8, seraya bertanya dengan suara pelan nyaris tak terdengar. “Gus sudah wudhu sampeyan”,“belum mas, saya masuk ruang dulu ya”, sahut saya sambil menata rambut yang masih basah tak tertata.
            “Brug brug brug”, suara hendakan sepatu yang sedang semangat-semangatnya berjalan. Sampai di depan rauangan, saya dorong pintu secara perlahan, terlihat sudah ada sosok dosen yang kharismatik sekaligus profesor yang pernah menjadi imam terawih di Eropa, Afrika, dan Asia. Seketika saya ucapkan salam, “Assalamualaikum”, waalaikumsalam” jawab prof Ali dengan suara lemah lembut. Tangan beliau saya cium yang saat itu sedang asyik memandang hp. “sudah mengambil air wudhu?”, tanya pak dosen berkacamata. “Belum prof”, jawab saya dengan suara agak lantang sambil tas warna hitam saya taruh di kursi barisan ke dua di antara empat baris kursi yang ada. Lagi-lagi kami masih bertiga serentak mengambil air wudhu. Di tengah perjalan setelah berwudhu, saya bertemu Diana dan Samroh, teman sekelas yang sedang sibuk membawa peralatan shalat dan beberapa lembar koran.
            Kurang lebih jam 12:05 Hakim mengumandangkan iqomat dengan suara empuknya. Setelah keadaan kelas kondusif. Sholat di atas lembaran koran, tatanan jaket dan bungkus mukena pun dimulai tanpa suara gaduh sedikitpun. Sholat dzuhur yang dikomando oleh Profesor yang dianugerahi 7 anak itu terlaksana dengan khitmat. Subhanallah, sholat dengan kapasitas waktu lebih lama saat sujud dan rukuk memberikan sentuhan rohani tersendiri bagi saya. Percaya gak percaya, keluh kesah dan masalah-maslah yang sebelumnya terkumpul dikepala, sekejap seperti diterpa angin dengan sapuan lemah lembut malaikat.
            “Kita belajar sama pak Fakih, beliau yang akan memberikan tutorial tentang blog, beliau juga akan memberikan materi motivasi kepada kamu”, janji Prof Ali kepada mahasiswa seminggu sebelumnya. Tak lama kemudian kelas yang tenang seketika menjadi gaduh setelah Pak fakih spiritual motivator itu memasuki ruangan. Ada yang menyeret bangku, kesana kemari memasang proyektor, dan memancatkan kaki ke kursi besi yang tak beraturan. 
            Selanjutnya pandangan saya fokuskan kepada sosok motivator asal kota Lamongan itu. Terlihat wajah penuh keseriusan, berbadan tegap dan gerak geriknya yang penuh ketenangan. “Benarkah sosok seperti adalah motivator handal, kok kurang meyakinkan?.” Umapatku dalam hati. Pelajaran pun dimulai setelah Pak Fakih melontarkan salam, kelas kondusif, terlihat teman-teman konsentrasi menatap layar LCD.
            Pertama beliau menyampaikan di powerpointnya tentang HIT, penasaran apa istilah HIT yang dimaksud, “bukankan HIT itu adalah produk obat nyamuk?” tambahnya dengan sedikit senyum.
            H: Hancurkan Penghalang
 I: Impianmu Tulislah
T: Timbulkan Valensi
Pada pertemuan pertama, sengaja beliau menyampaikan tentang H, Hancurkan penghalang, “Penghalang apakah yang lebih mematiakan, apakah yang tampak atau tidak tampak?”,Jawab mahasiswa dengan serentak, “tidak tampak”. Penghalang yang paling jahat adalah penghalang yang tidak tampak, salah satunya adalah pikiran negatif. “Halooooo,,,,Hayyy....”jargon pak Fakih kepada mahasiswa.

1.    Pikiran Negatif
            Pak motivator itu mengangkat sebuah kisah singkat, “Suatu ketika ada sekian mahasiswa belajar dalam satu kelas, ketika dosen datang, mahasiswa disodori kertas ulangan satu-persatu oleh sang Dosen. “kalian semua harus nulis”. Kalimat itu diulang-ulang terus oleh Dosen. Kalimat pertamanya sih positif, tapi kita cermati kalimat setelahnya ini  selama lima tahun terakhir ini, tidak ada mahasiswa satupun yang lulus saat mengikuti ujian saya”.
            Apa yang terjadi???, mahasiswa yang sebelumnya positif thinking, siap mengerjakan dengan tenang, justru berbalik fikir, “lima tahun tidak ada yang lulus, apalagi saya?”umpat mahasiswa dalam hati sambil mengerjakan ujian. 10 menit kemudian ada mahasiswa datang terlambat sambil bernyanyi “lalalala lalala”, masuk mahasiswa telat itu kedalam kelas dengan pikiran positif. Walhasil “Pada saat pengumuman dibacakan, hampir semuanya tidak lulus, justru yang lulus siapa?”, tanya pak Fakih kepada mahasiswa, “yang terlambat!” sahut beberapa mahasiswa yang duduk di belakang. “ya…yang terlambat, bukan berarti karena dia datang terlambat, tapi karena dia tidak terkena pikiran negatif”.
            Pak fakih selalu mengulang-ulang kata “hati-hati dengan pikiran negative”. “selama empat tahun terakhir ini saya diminta teman saya untuk motivasi ujian nasional pada sekolah Negeri dan Swasta di berbagai kota”. Mereka yang tidak lulus ujian nasional bukan karena mereka bodoh, tapi karena nerves ketika mengerjakan. Maka saran saya kepada mereka “kerjakan yang mudah dulu, anda baca, kalau sulit ditinggal dulu, kerjakan yang mudah, setelah itu ganti”. Tambah pak fakih dengan panjang lebar.
            Anda bisa bayangkan, mengerjakan soal matematika, menjawab soal yang sulit lebih dulu. Setelah itu waktu tinggal 20 menit, “mati aku, mati aku”. Waktu anda akan habis dengan mati aku mati aku saja”. Ujar pak Faqih sambil menggelengkan kepala. Mahasiswa tertawa terpingkal-pingkal tak terkecualikan Hakim yang dari awal tadi sedang asyik ngantuk.
            “Halooo,,,”, “Hai”
            Tahu gak, setan tidak pernah senang jika melihat manusia mulia. Manusia adalah manusia pilihan, ia tidak hanya mulia tapi juga dimanja. Allah menciptakan nabi Adam dan meletakkanya di surga, tidak hanya itu ia juga diberi kemuliaan dengan Memerintahkan jin dan malaikat bersujud kepadanya, Karena apa, ada yang tahu?, “karena sombong”, sahut Baity Rahma yang duduk di kursi paling depan. mereka dikeluarkan dari surga, sejak saat itulah setan Dendam, Dengki, Dongkol pada manusia. Ketiga sifat inilah yang menjadi pegangan para setan untuk menggoda manusia dan mereka berdoa kapada Allah “ya Allah berilah kami umur yang panjang, dan kami akan mengggoda manusia”.
            Setan saja mau berdoa dan dikabulkan, kenapa kita tidak? maka kalau ada manusia tidak mau berdoa berarti ia melebihi seeeet??”........tutur pak sambil mendekat ke arah mahasiwa (mahasiswa tertawa)...... Kelas menjadi hidup luar biasa. Ditengah ramainya kelas, pak Fakih dengan semangat melanjutkan butir-butir materinya. “Jika terngiang-ngiang di dalam pikiran kalian, sesuatu yang mendorong-dorong keburukan dan menunda kebaikan, maka itu adalah bisikan setan”, Selain membisikkan pikiran negatif, setan sering pula menumpangi kata-kata tapi, setelah kata tapi pasti ada alasan, “saya sih pengen berubah, tapi gimana yaaaaa? Kata orang sih aku belum dapat hidayah!!! Bener gak?.
2.    Usia
Selain pikiran negative dalil yang digunakan setan adalah dalil usia “saya kan masih muda pak, ngapain saya berfikir masa depan. Saya sudah tua nak, sudah tidak bisa belajar apa-apa”. Jika dalil usia dipakai, maka tidak akan ada bocah  6 tahun, berhasil mencatat rekor muri, sebagai penulis termuda di indonesia, dia adalah putri KH. Abdullah Gymnastiar.
Jika dalil usia lagi-lagi dipakai, tidak akan ada colonel Sanders yang terkenal melalui karyanya, pelopor Kentucky Fried Chicken (KFC), perintis industri  waralaba makanan siap saji  dunia.
            Sosok colonel Sanders menjadi simbol dari semangat kewirausahaan. Ia lahir pada 9 september 1890 di Henryville, Indiana. Ketika ia berumur enam tahun ayahnya meninggal dan ibunya sudah tidak mampu bekerja lagi. Mau tidak mau Sanders muda harus membantu ibu tercinta merawat adik laki-lakinya yang baru berusia tiga tahun. Dengan kondisi ini ia harus memasak untuk keluarganya.
            Sanders kecil semakin dewasa, pada usia tujuh tahun, ia sudah pandai memasak di beberapa tempat memasak sehingga pada usia sepuluh tahun ia mendapatkan pekerjaan pertamanya dengan gaji dua dollar satu bulan. Pada usia 12 tahun, ibunya kembali menikah. Sejak saat itu ia mulai keluar rumah untuk berganti-ganti pekerjaan selama beberapa tahun.
            Pertama, sebagai tukang parkir di New Albany, tentara kiriman selama 6 bulan ke Kuba, petugas pemadam kebakaran, belajar ilmu hukum melalui korespondensi, praktik dalam pengadilan, asuransi, operator kapal feri, penjual ban, operator bengkel dan lainnya.
            Perjalanannya sangat panjang, hingga ia memulai bisnisnya pada usia pensiun, usia 60an. Nama Sander semakin baik. Gubernur Ruby Laffoon memberi penghargaan Kentucky colonel pada tahun 1935 atas kontribusinya bagi Negara Cuisine. Pada tahun 1939, keberadaanya pertama kali terdaftar di Duncan Hines “Adventures in Good Eating”.
            KFC berkembang pesat, kini lebih dari 1 miliar ayam goreng hasil resep colonel ini dinikmati setiap tahunnya. Bukan hanya di Amerika Utara, tapi di seluruh dunia. Namun Sanders sukses tak lagi menyaksikannya, pada tahun 1980, di usia 90 tahun ia terserang penyakit leukemia. Iapun meninggal setelah melakukan perjalanan 250.000 mil dalam kunjunganya ke restoran KFC seluruh dunia.
“Impian meraih sukses tidak harus di masa kecil. Impian bisa juga di saat usia senja”. Kolonel Sanders, pendiri KFC. “Seandainya pada saat itu, alasan sudah tua dipakai oleh pak Sanders, maka tidak akan ada KFC tapi TFC, Trisno Fried Chicken.” Ujar dosen motivasi pada pemilik profil Trisno Kosmawijaya, mahasiswa bertubuh imut menggemaskan itu tersedak, “hahahahahha, aku maneh”. Katanya.
3.    Kesehatan
            Kelas kembali hidup, ketika pak Faqih lanjut bercerita, kisah seorang laki-laki invalid menjadi inspirasi. Nick Vujicic, seorang yang cacat dan banyak kerkurangan, ia lahir pada 4 Desember 1982, putra pertama dari keluarga Serbia. Ia lahir di Brisbane, Australia dengan gangguan Tetra_Amelia langka: tanpa lengan tanpa kaki, hanya dua jari pada pangkal paha sebagai alatnya beraksi.
            Pada masa kecilnya Nick sering dihujat teman-temannya, hingga pada usia 10 tahun ia sempat berniat bunuh diri, dengan menenggelamkan tubuhnya di bak mandi. namun karena kecintaannya pada orang tua, ia urung, lalu menyatakan dalam video musiknya “something more” bahwa Tuhan memiliki rencana untuk hidupnya, ia tidak bisa memaksa dirinya tenggelam karena ini.
            Nick berdoa sangat keras pada Tuhannya. Ia menyatakan “Jika Kau tidak menjawab doaku, maka Aku tidak akan memuji-Mu tanpa batas waktu”. Namun, titik balik penting dalam imannya datang ketika ibunya menunjukkan sebuah artikel tentang seorang pria dengan cacat berat. Nick mulai mendapat pencerahan dari tulisan itu. Nick akhirnya mulai menyadari bahwa “prestasi adalah inspirasi bagi banyak orang, dan mulai bersyukur kepada Tuhan karena hidupnya”.
            Secara bertahap, Nick Vujicic  menemukan cara hidup tanpa anggota badan. Ia menulis dengan dua jari pada kaki kiri dan pegangan khusus pada ibu jari kakinya. Ia tahu bagaimana harus menggunakan computer dan mengetik dengan tumit dan kaki mungilnya. Ia juga belajar melempar bola tennis, bermain pedal drum, mendapatkan segelas air, sisir rambutnya, sikat gigi, menjawab telepon, bercukur dan lainnya. “Luar biasa, ia bukanlah Nick tanpa kaki dan lengan. Ia layak disebut seorang yang sempurna”.
            Pemuda giat ini tak pernah pupus sekolah, ia cercatat sebagai sarjana pada usia 21 tahun dengan dua jurusan, akuntansi dan keuangan perencanaan. sejak saat itu, ia memulai perjalanannya sebagai pembicara motivasi, mengisi acara-acara internasional. Berbicara pada jemaat-jemaat Kristen, sekolah dan rapat perusahaan. Ia mempromosikan karyanya melalui televisi dan tulisannya, buku pertamanya: “Life Without Limbs: inspiration for a Ridiculously good life”.(Random House, 2010)
            Saat ini nick tinggal di Los Angeles, California, AS. Pada tanggal 12 februari 2012, ia menikah dengan wanita cantik Kanae Miyahara. Setahun kemudian pada 13 Februari 2013, anak mereka Kiyoshi Vujicic lahir dengan selamat.
            Menurut Nick, “Seandainya saya dilahirkan di sebuah Negara dunia ketiga, maka kondisi saya akan dianggap sebagai kutukan atau memalukan bagi orang tua saya dan saya akan dibunuh saat itu juga, pada saat kelahiran saya, saya sangat berterima kasih pada ayah ibu. I LOVE U”.
            Pak faqih berjalan sedikit menunduk menajamkan matanya, cerita semula mengharukan siapa saja yang mendengarkan? “bagaimana dengan kita?”, suara datar itu tiba-tiba kencang, “Sudahkah kita bersyukur dan berfikir positif pada Tuhan?”, jika belum, marilah mulai nanti malam, kita curahkan segala beban, segala keinginan kepada Allah, kita Curhat semua pada_Nya”. Ia mengangkat tangannya, sepatunya sedikit menghentak.
4. IQ atau latar belakang pendidikan
Bapak yang banyak menghabiskan waktu di kota pahlawan ini memberikan contoh seorang motivator indonesia yang sukses andre wongso, siapa yang tidak kenal andre wongso? Apakah dia lulusan sarjana, magister, doctor? Beliau kurang lebihnya tidak sampai lulus sd. Akan tetapi beliau semangat dalam meniti karirnya dan masa depannya, sehingga beliau menjaddi seorang motivator terbaik di Indonesia. Beliau mempunyai title/gelar yang tercantum di belakang namanya yaitu Andre Wongso, S.S.TT.TS (Sarjana SD Tidak Tamat Tapi Sukses). Mendengar cerita pak Fakih dengan mimik wajah yang fenomenal itu, lagi-lagi mahasiswa tertawa terpingkal-pingkal.
 Sekarang apakah kita tetap mempermasalahkan latar belakang pendidikan untuk meraih kesuksesan?, renungkanlah.
5. Nasib
Jangan pernah menyalahkan nasib, jangan pernah menjadikan nasib sebagai alasan untuk maju. Inilah yang terkadang menjadi kebiasaan manusia sulit untuk sukses. Dengan mengucapkan nasiiiiiiib..nasiiiib..nasiiiib? kata motivar sambil mimik wajah senyum sambil menunduk-nundukkan kepala,
            Kurang lebih 80 menit waktu berlalu dengan siraman inspirasi bapak dengan nama lengkap DR. .N. Fakih Syarif H, S.Sos I, M.Si. Ketika itu jam menunjukkan pukul 13:32. Pak faqih memohon undur diri untuk keluar kelas.
Semoga bermanfaat!!!

           


Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "80 Menit Inspirasi di Langit UINSA"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel